Perpustakaan Islam dari Era Iqra’ ke Era Digital: Resiliensi dan Adaptasi

Rp205.800

Perpustakaan Islam dari Era Iqra’ ke Era Digital: Resiliensi dan Adaptasi

Penulis:

Dr. Jamridafrizal, M.Hum. I Yuldelasharmi, M.A. I Zulfitri, M.A.

Kategori:

Deskripsi

Perpustakaan Islam dari Era Iqra’ ke Era Digital: Resiliensi dan Adaptasi

Penulis:

Dr. Jamridafrizal, M.Hum. I Yuldelasharmi, M.A. I Zulfitri, M.A.

Indra Fitri, M.Si I Fuadsman M.A.

Penerbit : YPSIM Banten
Jumlah Halaman : 427
Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm
Harga : Rp. 205.800
ISBN : (Dalam Proses)

Sinopsis Buku :

Buku ini menyajikan sintesis historiografis yang komprehensif mengenai perjalanan epik institusi perpustakaan Islam. Ia berargumen secara fundamental bahwa sejarah perpustakaan Islam adalah kisah abadi tentang resiliensi institusional dan adaptasi kreatif di tengah gejolak sejarah, tantangan geopolitik, serta revolusi teknologi.

Perjalanan ini dimulai dari perintah primordial “Iqra!” (Bacalah!) yang menjadi katalisator lahirnya lima fase paradigmatik. Fase Formatif dan Inkubasi (masa Nabi dan Sahabat) meletakkan fondasi teologis dan literasi — dari tradisi lisan menuju budaya tulis. Selanjutnya, Fase Keemasan dan Monumentalisasi pada era Abbasiyah ditandai dengan pendirian Bayt al-Hikmah dan revolusi kertas. Pergeseran geografis menuju Fase Fragmentasi dan Konsolidasi Regional di Andalusia, Maghrib, Persia, dan Kesultanan Mughal memperlihatkan bagaimana kompetisi politik justru memicu inovasi patronase, seperti munculnya Kitabkhana di lingkungan Mughal. Di Nusantara, tradisi literasi berkembang menjadi tradisi hibrida yang khas, terwujud dalam perpaduan antara perpustakaan pesantren dan perpustakaan kerajaan.

Buku ini kemudian mengupas tema-tema struktural yang melampaui batas geografis. Masjid diidentifikasi sebagai jantung peradaban literasi dan institusi demokratisasi pengetahuan yang didukung oleh sistem wakaf, yang menjamin keberlanjutan lembaga. Kesejahteraan institusional tersebut ditopang oleh profesionalisme kepustakawanan yang terorganisir, di mana peran seperti Khāzin dan Warrāq membentuk rantai transmisi isnād yang otentik, menjaga integritas teks.

Namun, narasi kemegahan ini juga dibayangi oleh kerapuhan pengetahuan. Melalui studi kasus kehancuran katastrofik di Baghdad dan erosi bertahap di Cordoba, buku ini menunjukkan bahwa ancaman politik dan ideologis berulang kali menargetkan institusi ilmu. Meskipun demikian, tradisi pengetahuan Islam memperlihatkan daya tahan luar biasa melalui mekanisme pelestarian gigih — seperti penyalinan terdistribusi, koleksi pribadi, dan perlindungan melalui sistem wakaf.

Memasuki Fase Kerapuhan dan Metamorfosis, buku ini mengkaji respons perpustakaan Islam terhadap tantangan kolonialisme dan revolusi digital abad ke-21. Transformasi modern ini dicirikan oleh restrukturisasi institusional, pergeseran epistemologis menuju pluralisme interpretasi, serta munculnya tantangan etis dalam proses digitalisasi warisan intelektual.

Secara keseluruhan, buku ini menyimpulkan bahwa vitalitas berkelanjutan perpustakaan Islam terletak pada komitmennya yang abadi terhadap pengetahuan transformatif, serta kemampuannya untuk terus beradaptasi, berinovasi, dan menyala di setiap zaman. Warisan resiliensi ini menjadi landasan optimisme sekaligus panduan etis-filosofis bagi para profesional di era digital, dalam membentuk masa depan kepustakawanan yang inklusif dan berorientasi pada kebijaksanaan.

Pemesanan/Pembelian :
083111221516

Ulasan

Belum ada ulasan.

Hanya pelanggan yang sudah login dan telah membeli produk ini yang dapat memberikan ulasan.