Kurikulum Merdeka Kita Sebagai Utopia

Penulis

Deni Hermawan

Penerbit: YPSIM Banten
Jumlah Halaman: 234 Halaman
Ukuran Buku:14.8 x 21 cm
Harga: 76.800
ISBN: 978-623-457-120-2
Sinposis Buku :
Pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia telah memberi pelajaran berharga bagi perjaanan hidup manusia untuk merenung dan melakukan olah ruhani sebagai introspeksi mendalam tentang cara hidup yang betul. Bagaimana tidak? Dalam sekejap dunia lumpuh dn semua manusia menjadi diam tak bergerak. Semua aspek kehidupan terhenti beberapa saat, seakan memberi teguran kepada manusia untuk berbenah. Tidak terkecuali pendidikan. Pendidikan menjadi lumpuh dan mati suri harus bagamana untuk menatanya.
Padahal jika kita mau merenung sejenak inilah jalan dan cara Tuhan melalui alam untuk mengubah tatanan kehidupan menuju tatanan kehidupan baru atau dalam bahasa ilmiahnya disebut industrialisasi 4.0, society 5.0 dan seterusnya. Inilah disrupsi teknologi informasi. Sebuah tatanan hidup baru yang harus dihuni oleh manusia di planet bumi sebagai era baru. Meski memunculkan banyak spekulasi mengena tatanan hidup baru dan ea baru ini, tapi inilah kenisyaan bahwa perubahan adalah sesuatu yang kekal.
Pendidikan memasuki era baru dengan menghadirkan model dan sistem pendidikan baru menggantikan model dan sistem lama. Pendidikan terjebak pada hasil ciptaan dan produknya sendiri yakni digitalisasi buah manis industialisasi 4.0 dan society 5.0. Semua tatanan dan sistem pendidikan berubah dalam sekejap. Sistem pembelajaran dan kurikulum pun berubah. Sekolah, guru, siswa ber-euforia dengan hadirnya kurikulum merdeka di awal tahun 2022.
Sosialisasi kurikulum merdeka dilakukan dimana-mana oleh pemerintah mupun lembaga dan pemerhati pendidikan atas lahirnya jabang bayi pendidikan ini. Kehadiran kurikulum merdeka, satu sisi memberikan angin segar akan nasib dan masa depan pendidikan di Indonesia. Pada sisi lain, Isi muatan kurikulum merdeka mengubah pola pendidikan dari pembelajaran berbasis pada guru menjadi pembelajaran berbasis siswa. Siswa diberikan ruang kebebasan untuk berfikir kritis, berimprovisasi, berkreasi, berinovasi dalam semua aspek kehidupan.
Menghasilkan karya yang tidak saja bernilai produktif dan ekonomis, tetapi jua membentuk pola pikir, watak, dan perilaku manusia merdeka dan mandiri. Isi muatan kurikulum merdeka juga membentuk pribadi manusia Indonesia yang memiliki daya saing dan visionable. Manusia yang mengerti jati diri bangsanya diikat dengan oleh empat pilar kebangsaan Pancasla, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika (rahmatan lil ‘alamin). Moga-moga menjadi kenyataan, menjadi manusia merdeka, mandiri, berdikari (terhormat) yakni bangsa pemenang bukan sesuatu yang utopis (Ingsun PSF).

Pemesanan/Pembelian: 083108667723